MTsN 1 Probolinggo Gelar Apel Hari Kartini


HumasMatsapro
- Senin  (21/4/2025)  ada yang tampak berbeda di MTsN 1 Probolinggo. Siswa siswi, bapak ibu guru serta karyawan, menggunakan busana kebaya, baju adat, dan juga batik. Hal ini dalam rangka apel Hari Kartini 2025 di lapangan utama madrasah.

Wakil bidang akademik Ibu Nurul Nur Khasanah, S.Pd, selaku pembina apel menyampaikan peran penting Raden Ajeng Kartini dalam memajukan dan mengangkat derajat perempuan di masanya. Semangat beliau dalam mengajarkan baca tulis kepada kaum wanita, mendapat penghargaan yang luar biasa khususnya dari generasi muda meskipun beliau hidup seabad yang lalu.

Ibu Nurul Nur Khasanah mengingatkan tentang pelaksanaan Asesmen Madrasah untuk kelas 9 yang akan dilangsungkan pada pekan depan, 28 April 2025. Demikian juga kelas 7 dan 8 yang akan menghadapi ASAS pada akhir semester genap.

Dengan semangat Hari Kartini, siswa dan siswi diharapkan memperbarui dan memperbaiki semangat belajar untuk mencapai masa depan yang lebih bermakna. Peringatan Hari Kartini diwarnai dengan Lagu Ibu Kita Kartini dan Gugur Bunga, yang dibawakan oleh Tim Padusa Matsapro di lapangan MTsN 1 Probolinggo, dihadapan ibu-ibu guru Srikandi Matsapro. Dan diikuti juga dengan pembagian hadiah Kuis Majalah Revisi edisi ketiga.

RA Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, pada tanggal 21 April 1879 M. Ia adalah putri Bupati Jepara, Raden Mas Sosroningrat, dan ibunya bernama Mas Ajeng Ngasirah. Beliau bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah untuk orang Belanda dan keturunan ningrat Jawa hingga lulus pada usia 12 tahun.

Pada masanya, dalam tradisi Jawa para gadis dipingit sebelum menikah sehingga Kartini tidak melanjutkan sekolahnya. Tetapi beliau rajin menambah wawasan dengan membaca koran, majalah, dan juga buku. Selain itu dia juga sering mengirimkan surat dengan sahabatnya di Belanda yang bernama Rosa Bendanon.

Beliau membandingkan perbedaan perempuan Eropa dan pribumi, sehingga muncul keinginan dan semangat untuk memperbaiki kondisi pribumi khususnya perempuan pribumi agar mendapatkan kesetaraan.